Upaya pencarian korban yang tertimbun akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung. Hingga hari Minggu sore, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sejumlah korban dari reruntuhan bangunan, menambah jumlah total yang ditemukan.
Total korban yang sudah dievakuasi dalam insiden ini mencapai 149 orang, yang mencakup 45 orang dinyatakan meninggal dunia dan 104 orang selamat. Proses identifikasi masih berlangsung untuk dua potongan tubuh yang ditemukan di lokasi kejadian.
Setelah evakuasi, semua korban segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tim SAR menemukan para korban di sektor 42 dan 43, namun tidak semua berada dalam kondisi utuh.
Detail Tragedi Ambruknya Bangunan di Ponpes Al Khoziny
Ambruknya bangunan terjadi pada pagi hari dan langsung menimbulkan kepanikan di kalangan santri dan staf pengajar. Setelah menerima laporan, tim SAR yang terdiri dari berbagai unsur berkumpul untuk melaksanakan misi penyelamatan.
Proses pencarian dilakukan dengan metode yang hati-hati mengingat kondisi bangunan yang masih rawan mengalami runtuh kembali. Tim harus melakukan penggalian di tempat yang mungkin terdapat korban dan memastikan keselamatan anggota tim.
Sementara itu, berita mengenai tragedi ini cepat menyebar, menarik perhatian masyarakat dan pihak berwenang. Dalam situasi penuh harapan ini, masyarakat setempat turut memberikan dukungan, seperti makanan dan tempat untuk beristirahat bagi tim penyelamat.
Proses Evakuasi dan Tantangan yang Dihadapi Tim SAR
Proses evakuasi yang berlangsung selama beberapa jam bukan tanpa tantangan. Struktur reruntuhan yang tidak stabil mengharuskan tim untuk bermanuver dengan ekstra hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan lebih lanjut.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, memperkirakan bahwa hingga saat ini proses evakuasi mencapai sekitar 60 persen dari total yang diharapkan. Ia juga mengatakan bahwa tim akan terus bekerja hingga semua korban ditemukan.
Dalam laporan dari lokasi kejadian, tidak hanya terdapat tantangan fisik, tetapi juga emosional bagi tim penyelamat. Banyak anggota yang terpengaruh oleh kesedihan melihat keluarga korban yang menunggu berita tentang sanak saudara mereka.
Pengaruh Sosial dan Emosional tentang Tragedi Ini
Tragedi ini menjadi sorotan tajam di masyarakat, menimbulkan berbagai reaksi, baik empati maupun simpati. Kejadian ini menyentuh banyak orang, dan menjadi pengingat tentang pentingnya keamanan bangunan, terutama di tempat-tempat umum seperti pesantren.
Warga sekitar berbondong-bondong menjenguk dan memberikan dukungan kepada keluarga korban yang terkena dampak. Momen ini menunjukkan betapa pentingnya rasa solidaritas dalam masyarakat, mengingat situasi sulit yang sedang dihadapi.
Dalam jangka panjang, kejadian ini diharapkan bisa memicu evaluasi terhadap kebijakan pembangunan dan pengawasan bangunan di wilayah tersebut. Masyarakat diimbau untuk lebih proaktif dalam melaporkan potensi bahaya yang ada di sekitar mereka.












