Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah dalam membatasi game online. Rencana ini muncul setelah ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025, menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak negatif dari game online di kalangan pelajar.
Pramono berharap tindakan ini akan membantu mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengatur akses terhadap game online, diharapkan keselamatan siswa dapat lebih terjamin.
Di Balai Kota Jakarta, Pramono menyatakan bahwa Pemerintah DKI Jakarta akan selalu siap mendukung setiap kebijakan yang diambil untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Ia percaya bahwa upaya kolektif diperlukan untuk menangani masalah yang kompleks ini.
Mengapa Pembatasan Game Online Diperlukan di Jakarta?
Trend game online di kalangan remaja sering kali disertai dengan sejumlah permasalahan sosial. Dari penggunaan waktu yang berlebihan hingga pengaruh negatif terhadap kesehatan mental, pembatasan ini seharusnya menjadi perhatian utama bagi semua pihak.
Lonjakan popularitas game online telah mengubah cara interaksi sosial di kalangan anak muda. Sebuah kajian menunjukkan bahwa banyak pelajar lebih memilih bermain game daripada berinteraksi secara langsung, yang bisa berdampak pada keterampilan sosial mereka.
Selain itu, ada studi yang mengaitkan kecanduan game online dengan kecenderungan perilaku agresif. Dengan penurunan minat untuk bersekolah dan meningkatnya ketidakpuasan, pembatasan diharapkan bisa menjadi solusi preventif yang efektif.
Langkah-Langkah Pemerintah dalam Menanggulangi Masalah Ini
Pemerintah berencana untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh kelebihan dalam bermain game online. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan orang tua dan anak-anak tentang risiko yang mungkin muncul.
Dalam upaya konkret, Pemerintah Jakarta juga akan menggandeng sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan seminar dan diskusi mengenai penggunaan teknologi dengan bijak. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman siswa tentang batasan yang baik dalam bermain game.
Lebih jauh, dengan melibatkan komunitas, diharapkan keterlibatan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Ini adalah langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang lebih sehat secara psikologis dan sosial.
Peran Orang Tua dan Masyarakat dalam Pembatasan Game Online
Orang tua memiliki peran krusial dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang penggunaan teknologi, termasuk game online, diharapkan anak-anak dapat lebih bijak dalam memilih aktivitas mereka.
Tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, orang tua juga perlu berperan aktif dalam memberi contoh yang baik. Misalnya, mereka bisa melibatkan anak-anak dalam kegiatan non-digital yang bermanfaat, sehingga keseimbangan waktu bisa terjaga.
Masyarakat juga diharapkan ikut mendukung inisiatif ini dengan membuat forum diskusi atau kelompok belajar yang bisa menjadi alternatif positif bagi anak-anak. Dengan kolaborasi antara orang tua dan komunitas, upaya pembatasan ini dapat lebih efektif.












