Jakarta tengah menghadapi tantangan yang serius terkait dengan fenomena banjir rob. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta melaporkan bahwa 23 Rukun Tetangga (RT) dan dua ruas jalan mengalami genangan air yang signifikan pada pertengahan Desember 2025.
Peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah dikeluarkan untuk periode 1 hingga 10 Desember, menunjukkan hubungan antara fenomena astronomi dan peningkatan risiko banjir pesisir. Terutama, pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama dan fenomena Supermoon telah berdampak langsung pada ketinggian air laut di wilayah pesisir utara Jakarta.
Penyebab Utama Fenomena Banjir Rob di Jakarta
Fenomena yang terjadi dipicu oleh interaksi antara pasang maksimum air laut dan peristiwa alami lainnya. Dengan tingginya tingkat curah hujan dan kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah, dampak dari pasang laut sangat terlihat.
Kenaikan air laut yang terjadi pada Sabtu, 6 Desember, sekitar pukul 09.00 WIB menciptakan genangan di kawasan tersebut. Hal ini memaksa masyarakat untuk bersiap menghadapi kekhawatiran yang lebih besar terkait dengan banjir yang sedang berlangsung.
BPBD Jakarta memberikan peringatan kepada warga untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya genangan lebih lanjut. Apabila dalam keadaan darurat, warga diminta untuk segera menghubungi layanan darurat yang tersedia selama 24 jam.
Dampak dan Tindakan yang Dilakukan oleh BPBD
Data dari BPBD menunjukkan sejumlah wilayah yang terdampak oleh kejadian ini. Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, terdapat sejumlah RT yang teridentifikasi terendam air dengan ketinggian yang bervariasi.
Seperti di Kelurahan Pulau Tidung, empat RT tercatat dengan ketinggian genangan mencapai 10 cm, sedangkan di Kelurahan Pulau Harapan terdapat tiga RT dengan ketinggian air antara 10 hingga 20 cm. Penanganan situasi ini masih terus dilakukan untuk meminimalkan dampak lebih lanjut.
Adanya kondisi ini mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat diimbau untuk tidak ragu dalam mengambil langkah-langkah keselamatan yang perlu dilakukan demi perlindungan diri dan keluarga.
Langkah-langkah Pencegahan Banjir yang Dapat Diterapkan
Pencegahan selalu menjadi langkah utama dalam mitigasi bencana banjir. Salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki saluran drainase di wilayah-wilayah rawan.
Pemantauan secara berkala terhadap kondisi lingkungan sekitar juga sangat penting. Masyarakat dapat berperan aktif dengan membuat saluran air mandiri, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya genangan saat musim hujan.
Komunikasi yang baik antara masyarakat dan pihak berwenang sangat diperlukan untuk memastikan informasi yang akurat dan tepat waktu. Hal ini menjadi kunci dalam menangani bencana yang mungkin terjadi di masa depan.










