Tragedi bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, mengguncang hati banyak orang. Kejadian pada Senin (29/9/2025) ini menelan banyak korban jiwa dan menyisakan kepiluan mendalam bagi keluarga para santri.
Ada sekitar pukul 15.00 WIB saat peristiwa tragis ini terjadi, saat para santri sedang melaksanakan salat Asar berdasarkan laporan dari para saksi. Bangunan musala yang terletak di lantai dua diketahui sempat bergetar sebelum akhirnya roboh secara drastis, meninggalkan 67 orang tewas dan 104 selamat.
Peristiwa memilukan ini menarik perhatian publik dan mengundang reaksi dari banyak pihak. Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengungkapkan rasa duka saat mengunjungi lokasi kejadian, menyampaikan bahwa pesantren ini memiliki sejarah panjang dan telah berdiri selama 125 tahun.
Pondok Pesantren Al Khoziny bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah bagi banyak santri. Satu hal yang jelas, tragedi ini bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga pelajaran berharga mengenai keamanan struktur bangunan di tempat-tempat pendidikan.
Detail Tragedi Ambruknya Musala Al Khoziny
Peristiwa ini membuat kita berfokus pada relasi antara keamanan bangunan dan kecelakaan yang tak terduga. Pada saat kejatuhan, terdapat sekitar seratus santri yang sedang melakukan ibadah di dalam musala.
Santri bernama M Muwafik mengingat saat-saat menegangkan ketika bangunan mulai bergoyang. Dia mengatakan bahwa renovasi sedang berlangsung ketika musala roboh, yang menunjukkan potensi bahaya dari pekerjaan pembangunan yang tidak terkelola dengan baik.
Para penyelamat dari tim SAR menghadapi tantangan besar saat mencari dan mengevakuasi korban dari reruntuhan. Beberapa santri terjebak di bawah puing-puing selama lebih dari tiga hari, mengharuskan upaya ekstra untuk menjangkau mereka.
Keberhasilan evakuasi yang tersisa sangat bergantung pada ketekunan tim SAR dalam menyisir puing-puing dan mencari cara untuk membentuk lorong penyelamatan. Dalam keadaan yang penuh tekanan ini, setiap menit sangat berharga.
Reaksi dan Tindakan Pemerintah Terhadap Tragedi
Pemerintah setempat segera merespons dengan upaya penanganan yang cepat setelah kejadian, termasuk menugaskan tim investigasi untuk menemukan penyebab ambruknya musala. Kejadian ini menimbulkan perhatian serius bagi aspek keselamatan bangunan di institusi pendidikan.
Menteri Agama juga terlibat dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya bagi santri yang selamat dan keluarga korban. Pertemuan antara pemerintah dan pemangku kepentingan agama diadakan untuk merumuskan langkah-langkah pemulihan yang tepat.
Keberadaan pesantren yang sudah berusia panjang ini membuat tragedi ini semakin mengena di hati masyarakat. Perhatian publik pun tertuju pada aspek perawatan dan keamanan bangunan lama, terutama yang digunakan untuk kegiatan ibadah.
Menurut para ahli, analisis menyeluruh harus dilakukan untuk mendalami kondisi struktural bangunan. Ini menjadi perhatian utama dalam menghindari kejadian serupa di masa depan.
Tindakan Komunitas dan Dukungan Masyarakat Setelah Kejadian
Komunitas di sekitar menggalang aksi solidaritas demi memberikan dukungan kepada santri dan keluarga korban. Banyak yang datang untuk memberikan penghiburan dan bantuan materi, seperti makanan dan obat-obatan.
Penggalangan dana serta bantuan psikologis juga dilakukan untuk membantu proses pemulihan. Upaya ini menunjukkan bahwa komunitas memiliki peran penting dalam melewati masa-masa sulit setelah tragedi.
Namun, lebih dari sekadar dukungan fisik, aspek emosional dan spiritual juga sangat penting untuk diperhatikan. Banyak organisasi dan tokoh masyarakat berinisiatif untuk mendampingi keluarga korban dalam menghadapi kehilangan yang mendalam.
Gelombang empati ini menunjukkan betapa kuatnya rasa solidaritas yang ada di masyarakat. Ini adalah hal positif yang bisa kita lihat di tengah tragedi yang menimpa.
Refleksi dan Pelajaran yang Dapat Diambil dari Tragedi Ini
Tragedi seperti ini tidak hanya menyentuh hati kita, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Keselamatan menjadi prioritas yang harus dipertimbangkan dalam semua proyek pembangunan, terlebih lagi di lokasi yang berisikan banyak individu seperti pesantren.
Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan regulasi keselamatan dan melakukan pemeriksaan rutin terhadap bangunan. Setiap institusi pendidikan perlu memiliki standar yang ketat untuk memenuhi keamanan bagi para penghuninya.
Di sisi lain, edukasi mengenai pentingnya keamanan bangunan juga harus semakin digalakkan. Semua lapisan masyarakat diharapkan bisa terlibat dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.
Kesedihan atas kehilangan ini harus mendorong kita untuk merenung dan berkomitmen pada perbaikan masa depan. Setiap nyawa yang hilang merupakan pelajaran yang harus dihargai dengan penguatan sistem dan prosedur yang lebih baik.












