Hashim S. Djojohadikusumo, yang merupakan adik dari Presiden RI Prabowo Subianto, baru-baru ini menegaskan bahwa ia tidak memiliki atau mengelola akun media sosial apapun. Pernyataan ini menjadi krusial setelah munculnya sejumlah akun yang mengatasnamakan dirinya dan menawarkan berbagai investasi yang tidak resmi.
Melalui juru bicaranya, Ariseno Ridhwan, Hashim membagikan informasi ini kepada publik dalam sebuah keterangan pers. Kejadian ini menunjukkan maraknya penyalahgunaan nama dan citra seseorang di jagat maya yang semakin sulit dihindari.
Ariseno menjelaskan bahwa belakangan ini banyak akun media sosial yang menggunakan nama Hashim untuk menarik perhatian masyarakat. Banyak di antara akun-akun tersebut menyebarkan informasi yang menyesatkan serta mengarahkan orang untuk melakukan investasi.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Penipuan Online
Di era digital yang semakin maju, penipuan online telah menjadi isu serius yang memerlukan perhatian khusus. Banyak individu yang belum sepenuhnya menyadari risiko dan modus operandi penipuan yang ada di dunia maya. Hal ini menuntut upaya edukasi yang lebih intensif agar masyarakat dapat melindungi diri mereka dari berbagai bentuk penipuan.
Penjual investasi palsu cenderung memanfaatkan kepercayaan publik terhadap tokoh terkenal. Dengan menggunakan nama Hashim, para penipu berharap bisa memperoleh kepercayaan lebih dari korban. Oleh karena itu, setiap individu perlu berwaspada dan melakukan pengecekan yang cermat sebelum merespons tawaran investasi yang mencurigakan.
Hashim juga menyampaikan bahwa dia tidak pernah memberikan kuasa kepada siapapun untuk melakukan promosi atau penggalangan dana atas namanya. Ini adalah langkah penting untuk mencegah penyebaran informasi yang salah tentang dirinya dan melindungi imajenya.
Tanggapan Terhadap Penipuan dan Edukasi Persepsi Publik
Menanggapi kejadian ini, Ariseno menegaskan bahwa setiap akun yang mengatasnamakan Hashim untuk kepentingan apa pun adalah akun palsu. Kesadaran bahwa nama dan gambar seseorang dapat disalahgunakan dengan mudah di internet sangat diperlukan hingga saat ini.
Pihak Hashim berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang berasal dari sumber yang tidak jelas. Menghindari transaksi dengan akun-akun yang mencurigakan adalah langkah preventif yang sangat bijaksana untuk dilakukan.
Kejadian seperti ini mencerminkan pentingnya edukasi media bagi masyarakat. Dengan memahami cara kerja media sosial dan potensi risikonya, diharapkan masyarakat dapat menjadi lebih kritis dalam menyikapi informasi yang mereka terima.
Mendorong Keberanian untuk Melaporkan Penipuan
Penting bagi masyarakat untuk menempuh langkah proaktif, termasuk melaporkan akun-akun yang mencurigakan. Dengan melaporkan penipuan, publik dapat membantu mengurangi frekuensi kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, tindakan ini juga memberi sinyal kepada pihak berwenang untuk lebih intensif dalam memberantas penipuan online.
Hashim mendukung gerakan ini dan menyarankan agar masyarakat saling mengingatkan tentang bahaya penipuan yang marak terjadi. Kolaborasi antarindividu dalam menjaga keamanan informasi di era digital adalah kunci untuk mencegah tersebarnya kasus penipuan yang lebih luas.
Keberanian untuk melaporkan tindakan penipuan dapat menciptakan pergeseran positif dalam budaya digital kita. Setiap laporan yang masuk akan menjadi data berharga bagi pihak-pihak berwenang untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.












