Surabaya menjadi saksi komitmen dan semangat kebersamaan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat Sekretaris Jenderal mereka, Saifullah Yusuf, yang juga dikenal sebagai Gus Ipul, mengumumkan bahwa saat ini hubungan internal organisasi telah pulih menjadi harmonis. Hal ini disampaikan Gus Ipul setelah menghadiri pertemuan penting di Pondok Pesantren Miftachussunnah.
Pertemuan diadakan pada Minggu (28/12), yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam organisasi, termasuk Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Bertempat di kediaman Rais Aam PBNU, pertemuan berjalan tertutup dan berlangsung selama empat jam, difokuskan pada kegiatan spiritual dan makan bersama.
Setelah pertemuan, Gus Ipul mengungkapkan rasa syukurnya atas kebersamaan yang terjalin kembali. Ia menekankan semangat guyub yang mengisi ruang pertemuan, sejalan dengan agenda yang berfokus pada doa dan selawatan.
Kondisi Internal yang Kembali Harmonis dalam PBNU
Gus Ipul mengungkapkan bahwa suasana di antara pengurus telah menjadi lebih cair dan akrab. Kegiatan seperti selawatan dan makan bersama menjadi simbol pemulihan hubungan antar anggota. Menurutnya, meskipun saat ini sudah ada keharmonisan, ada beberapa strategi yang perlu dibahas lebih lanjut untuk masa depan organisasi.
Dalam konteks ini, Gus Ipul menyatakan bahwa pembahasan mengenai langkah-langkah strategis dan keputusan penting akan dilakukan oleh pimpinan tertinggi PBNU. Ia berharap akan ada diskusi lebih lanjut yang melibatkan Rais Aam dan Ketua Umum untuk menentukan arah organisasi ke depannya.
Saat ditanya tentang pelaksanaan Muktamar, Gus Ipul memilih untuk belum memberikan penjelasan rinci. Ia mengingatkan bahwa segala keputusan terkait masalah tersebut adalah hak prerogatif Rais Aam dan Ketua Umum untuk menjelaskan kepada publik di waktu yang tepat.
Agenda Muktamar dan Struktur Pengurus yang Masih Perlu Pembahasan
Gus Ipul, saat berbincang-bincang setelah pertemuan, menyatakan bahwa agenda Muktamar menjadi salah satu topik krusial yang harus dibicarakan lebih lanjut. Ia merasa bahwa publik perlu menunggu penjelasan resmi yang akan disampaikan oleh para pemimpin PBNU, khususnya Rais Aam Miftachul Akhyar dan Gus Yahya.
Kebutuhan akan kesepakatan dan keputusan yang jelas dalam organisasi menjadi semakin mendesak. Hal ini penting untuk menjaga solidaritas dan sinergi di antara pengurus, yang rencananya akan dibahas di waktu mendatang. Gus Ipul berharap lingkungan kerja di dalam PBNU akan semakin kondusif menuju keputusan yang lebih baik.
“Kami berharap dalam waktu dekat ada kejelasan terkait Muktamar dan pengurus baru,” kata Gus Ipul. Dia mengingatkan pentingnya semua pengurus untuk satu suara demi visi dan misi organisasi yang lebih besar.
Pertemuan Tertutup yang Dihadirin para Tokoh Penting
Pertemuan di kediaman Rais Aam menjadi momen penting bagi PBNU untuk membahas permasalahan internal. Acara tersebut juga melibatkan pengurus lainnya yang menunjukkan komitmen mereka terhadap organisasi. Kehadiran para tokoh dalam forum tersebut menjadi sinyal positif bahwa semua pihak siap bersinergi demi kemajuan bersama.
Dengan adanya pengawalan dari Banser dan santri di lokasi, menunjukkan ketertiban dan keseriusan dalam setiap diskusi. Selain itu, jurnalis dilarang untuk meliput pertemuan tersebut, yang menambah unsur privasi dalam diskusi penting yang dibahas.
Gus Ipul juga mencatat bahwa inisiatif untuk mengadakan pertemuan ini datang dari Rais Aam Miftachul Akhyar. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin PBNU sangat peduli terhadap dinamika yang terjadi di internal organisasi.












