Tim SAR Bandung tengah melakukan pencarian terhadap dua mahasiswa dari Politeknik Negeri Indramayu yang dilaporkan hilang setelah terseret arus saat melakukan kegiatan arung jeram di Bendungan Karet Bangkir, Indramayu, Jawa Barat. Kejadian ini berlangsung pada Sabtu siang yang lalu dan telah melibatkan sejumlah tenaga penyelamat untuk mencari kedua mahasiswa tersebut.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menyatakan bahwa kursus pencarian dimulai segera setelah laporan diterima. Tim rescue yang berasal dari Pos SAR Cirebon diberangkatkan menuju lokasi kejadian pada pukul 12.30 WIB, menunjukkan respons cepat dalam menangani situasi darurat ini.
Dari informasi yang diterima, peristiwa ini bermula ketika tujuh mahasiswa melakukan aktivitas arung jeram dari Bendungan Legok menuju Bendungan Karet Bangkir. Ketika berada di lokasi bendungan, perahu karet yang mereka tumpangi mengalami terjangan arus sungai yang kencang, mengakibatkan lima mahasiswa terjatuh ke dalam air sedangkan dua orang lainnya tetap berada di perahu.
Proses Pencarian Tim SAR di Bendungan Karet Bangkir
Menurut Ade, peristiwa ini sangatlah tragis dan memerlukan penanganan yang serius. Saat kejadian, dari lima mahasiswa yang terjatuh, tiga orang berhasil menyelamatkan diri dengan berenang kembali ke tepian, tetapi dua orang lainnya terseret arus yang cukup deras.
Petugas di lapangan segera melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai dan di sekitar Bendungan Karet Bangkir untuk menemukan kedua mahasiswa yang hilang. Dengan menggunakan berbagai peralatan dan metode, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menolong, meskipun kondisi saat itu cukup sulit.
Pencarian ini melibatkan tim gabungan dari Pos SAR Cirebon, Polair Polres Indramayu, dan sejumlah warga setempat yang turut serta dalam misi penyelamatan. Hingga saat ini, mereka masih terus mencurahkan usaha dan tenaga untuk menemukan mahasiswa yang hilang.
Faktor Penyebab Terjadinya Insiden Saat Arung Jeram
Kegiatan arung jeram memang dikenal sebagai olahraga yang menantang namun juga berisiko tinggi. Arus sungai yang tidak menentu dan medan yang sulit sering kali menjadi faktor yang menyebabkan kecelakaan. Dalam kasus ini, pengaruh cuaca dan kondisi sungai bisa jadi memperburuk situasi.
Penting bagi para peserta untuk memahami risiko yang ada dan selalu mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan. Di dalam kegiatan arung jeram, penggunaan alat keselamatan seperti pelampung dan pengawasan dari personel berpengalaman sangatlah vital. Penyiswaan yang konsisten dan pelatihan juga menjadi kunci untuk mengurangi risiko di masa mendatang.
Selain itu, pengelola kegiatan arung jeram perlu meningkatkan edukasi mengenai keselamatan bagi para pelancong. Hal ini menjadi penting agar masyarakat lebih sadar akan potensi bahaya dan dapat melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan saat berpartisipasi dalam aktivitas yang menantang seperti ini.
Respons Masyarakat dan Petugas Terhadap Insiden Ini
Saat berita mengenai insiden ini tersebar, dukungan dan kepedulian masyarakat pun muncul dengan cepat. Banyak yang menawarkan bantuan, baik secara langsung maupun melalui media sosial sebagai dorongan moral. Hal ini menunjukkan solidaritas yang tinggi di antara warga dan rasa kepedulian terhadap keselamatan sesama.
Petugas kepolisian dan tim SAR juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat untuk memastikan pencarian berlangsung secara maksimal. Serta, upaya ini diharapkan tidak hanya untuk menemukan mahasiswa yang hilang, tapi juga untuk mengurangi kejadian serupa di masa depan.
Secara keseluruhan, insiden ini memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya keselamatan dalam kegiatan ekstrem. Dengan mempelajari kejadian ini, diharapkan kegiatan arung jeram bisa dilakukan dengan lebih aman dan menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat.












