Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini tengah melakukan penyelidikan mendalam mengenai kesaksian Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, terkait kasus dugaan korupsi yang melibatkan proyek jalan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) di Kabupaten Mempawah. Proyek ini berlangsung saat Ria Norsan menjabat sebagai Bupati Mempawah, yang menambah kompleksitas kasus ini.
Penyelidikan KPK berfokus pada pemeriksaan para saksi serta barang bukti yang ditemukan selama penggeledahan. Dalam langkah ini, KPK tidak hanya memanggil saksi dari kalangan staf pemkab Mempawah, tetapi juga berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang terlibat dalam anggaran proyek tersebut.
“Saat ini, penyidik masih memelajari hasil dari pemeriksaan saksi-saksi yang telah diambil keterangan,” ungkap Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengindikasikan bahwa proses ini masih berlangsung. KPK berusaha untuk mengungkap semua fakta yang bisa berkaitan dengan kasus ini secara menyeluruh.
Penyelidikan Mendalam Terhadap Gubernur Kalimantan Barat
Budi Prasetyo menjelaskan bahwa tranparansi adalah salah satu fokus utama dalam penyidikan kali ini. KPK mengungkapkan telah melakukan penggeledahan di beberapa lokasi, termasuk rumah Ria Norsan dan rumah istrinya, Erlina, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Mempawah. Keberadaan barang bukti dari lokasi-lokasi tersebut diharapkan bisa menguatkan hasil penyidikan.
“Ada beberapa barang bukti yang berhasil diamankan, tetapi kami belum bisa merinci lebih jauh mengenai ini saat ini,” tambah Budi. Penanganan kasus ini melibatkan suatu pendekatan multidisipliner untuk memahami semua aspek yang terlibat.
Dalam penyidikan ini, KPK juga berkoordinasi dengan berbagai ahli untuk mendalami penggunaan anggaran dan investigasi kasus lebih jauh. Proyek jalan di Kabupaten Mempawah ini didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan melibatkan sejumlah pejabat di Kementerian Keuangan serta Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Keterlibatan Pejabat di Kementerian Keuangan dan DPR
Semakin kompleksnya penyidikan ini diperparah oleh keterlibatan beberapa pejabat tinggi. KPK telah memanggil beberapa orang penting dari Kementerian Keuangan dan Banggar DPR dalam rangka memperjelas alur dana yang digunakan dalam proyek jalan tersebut.
Budi menyatakan, “Pemeriksaan tidak hanya menyasar pihak di pemkab Mempawah, tetapi juga melibatkan pejabat di kementerian dan DPR.” Hal ini menunjukkan komitmen KPK untuk mengungkap seluruh jaringan yang mungkin terlibat dalam praktik korupsi ini.
Penggunaan anggaran dari DAK diharapkan menjadi titik kunci dalam penyidikan. Budi menambahkan, “Kami perlu memastikan bahwa setiap aliran dana digunakan secara transparan dan akuntabel.” Proses ini merupakan langkah penting untuk memastikan keuangan negara tidak disalahgunakan.
Identifikasi Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi
Berdasarkan informasi yang berkembang, KPK telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka terdiri dari dua penyelenggara negara dan satu orang swasta, menandakan bahwa kasus ini melibatkan berbagai pihak.
Penyelidikan menyusul penggeledahan yang dilakukan di rumah dinas dan rumah pribadi Ria Norsan serta Erlina. Hal ini menunjukkan keseriusan KPK dalam memberantas korupsi dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berpengaruh. Asep Guntur Rahayu, Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, menjelaskan bahwa kasus ini berkaitan dengan periode sebelum Ria Norsan menjabat sebagai gubernur.
“Berita ini menyangkut proyek jalan ketika Ria Norsan masih Bupati Mempawah,” kata Asep, menegaskan kronologi waktu yang penting dalam investigasi. Ya, periode ini krusial dalam menentukan dasar hukum dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.












