Seks Sehat

Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis Memahami Dampaknya

23
×

Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis Memahami Dampaknya

Sebarkan artikel ini
Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis

Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis merupakan tema yang penting untuk diperhatikan, mengingat dampak trauma dapat mengubah cara individu berinteraksi secara intim. Trauma, baik fisik maupun emosional, dapat mengguncang fondasi kepercayaan dan keintiman, sehingga menimbulkan tantangan yang kompleks dalam hubungan seksual.

Beragam jenis trauma, mulai dari pengalaman kekerasan hingga kehilangan yang mendalam, dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap seksualitas mereka. Gejala yang muncul, seperti kecemasan, rasa takut, dan ketidaknyamanan, sering kali membatasi kemampuan untuk menjalin kedekatan emosional dan fisik dengan pasangan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami mekanisme kerja trauma dan langkah-langkah pemulihan yang dapat membantu individu kembali mempercayai dan menikmati hubungan seksual mereka.

Pemahaman Dasar tentang Trauma

Trauma merupakan pengalaman yang dapat mengguncang kondisi mental dan emosional seseorang, sering kali meninggalkan dampak yang berkepanjangan. Ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis, respons tubuh dan pikiran mereka bisa sangat berbeda, dan itu dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan seksual. Memahami trauma secara mendalam adalah langkah awal untuk mengatasi dampaknya dengan bijak.Trauma dapat didefinisikan sebagai pengalaman emosional yang terjadi akibat peristiwa yang sangat menyakitkan, mengejutkan, atau mengancam keselamatan.

Dampaknya bisa berkisar dari kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD). Jenis-jenis trauma yang umum meliputi trauma fisik, emosional, seksual, dan kompleks, yang masing-masing memiliki karakteristik dan efek yang berbeda terhadap individu.

Jenis-jenis Trauma yang Mempengaruhi Hubungan Seksual

Beragam jenis trauma dapat memengaruhi hubungan seksual seseorang. Trauma seksual, misalnya, dapat menciptakan rasa takut, malu, dan ketidakpercayaan, yang semuanya dapat mengganggu keintiman dalam hubungan. Selain itu, trauma emosional yang berasal dari pengalaman masa lalu, seperti pengabaian atau kekerasan, dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun kedekatan fisik dan emosional.Gejala umum setelah mengalami trauma sering kali bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Beberapa orang mungkin mengalami flashback atau mimpi buruk, sementara yang lain mungkin merasa terasing atau tidak terhubung dengan kenyataan. Rasa cemas dan depresi juga sering muncul sebagai respons terhadap pengalaman traumatis.

Gejala Umum yang Dialami Setelah Mengalami Trauma

Gejala yang muncul setelah trauma dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana dan mengapa respons individu terhadap trauma bisa berbeda.

  • Reaksi Emosional: Perasaan cemas, marah, atau sedih yang berlebihan.
  • Reaksi Fisik: Kondisi fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan tidur.
  • Perubahan Perilaku: Kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya disukai, termasuk hubungan seksual.
  • Kesulitan berkonsentrasi: Ketidakmampuan untuk fokus pada tugas sehari-hari.

Respon Individu terhadap Trauma

Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan respon individu terhadap trauma. Tabel ini mengilustrasikan bagaimana masing-masing orang dapat bereaksi terhadap pengalaman traumatis dengan cara yang berbeda, memengaruhi cara mereka berinteraksi dalam hubungan seksual.

Konsumsi serat setiap hari memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan, terutama dalam menjaga sistem pencernaan. Melalui manfaat konsumsi serat setiap hari , kita dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes dan penyakit jantung. Serat juga membantu mengontrol berat badan dengan memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga sangat penting untuk memasukkan makanan kaya serat dalam pola makan sehari-hari.

Jenis Respon Deskripsi
Penghindaran Individu cenderung menghindari situasi atau orang yang mengingatkan mereka pada trauma.
Reaksi Tanggapan Berlebihan Tindakan defensif yang berlebihan, seperti kemarahan atau kecemasan, ketika menghadapi situasi yang terkait dengan trauma.
Normalisasi Beberapa individu berusaha untuk menormalisasi pengalaman mereka, meski itu tidak selalu sehat.
Resiliensi Individu mampu bangkit dan belajar dari pengalaman traumatis, biasanya dengan dukungan yang tepat.

“Proses penyembuhan dari trauma adalah perjalanan yang memerlukan waktu dan dukungan, baik dari diri sendiri maupun orang lain.”

Dampak Trauma terhadap Hubungan Seksual

Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis

Kejadian traumatis dapat meninggalkan bekas yang mendalam pada individu, termasuk dalam aspek seksual. Trauma seringkali mengubah cara seseorang memandang dan mengalami seksualitas, yang dapat mengakibatkan berbagai kesulitan dalam menjalin hubungan intim. Penting untuk memahami dampak ini agar individu dan pasangan dapat menjalin komunikasi yang lebih baik dan menemukan cara untuk mendukung satu sama lain.

Perubahan Persepsi terhadap Seksualitas

Trauma dapat merubah persepsi seseorang terhadap hubungan seksual secara signifikan. Banyak orang yang mengalami trauma mungkin mulai melihat seks sebagai sesuatu yang menakutkan atau mengancam. Persepsi ini sering timbul karena kenangan atau gambar mental dari pengalaman traumatis yang muncul saat berinteraksi secara intim. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam situasi yang seharusnya sebaliknya, yaitu pengalaman yang menyenangkan dan intim.

Kesulitan dalam Melakukan Hubungan Seksual

Setelah mengalami trauma, banyak individu menghadapi kesulitan dalam berhubungan seksual. Kondisi ini bisa berupa:

  • Masalah dengan keinginan seksual, di mana individu merasa tidak tertarik atau terangsang.
  • Kesulitan dalam mencapai orgasme, dengan perasaan yang terputus dari tubuh mereka sendiri.
  • Rasa sakit fisik saat berhubungan seksual, yang bisa disebabkan oleh ketegangan otot atau respons tubuh terhadap stres.

Menghadapi kesulitan ini tidak hanya menjadi tantangan bagi individu, tetapi juga bagi pasangan yang mungkin merasa bingung atau frustasi dengan perubahan yang terjadi.

Dampak terhadap Keintiman Emosional dan Fisik

Trauma tidak hanya mempengaruhi aspek fisik dari hubungan seksual, tetapi juga berdampak pada keintiman emosional. Ketika seseorang merasa terancam atau tidak aman, mereka cenderung membangun dinding emosional sebagai mekanisme perlindungan. Hal ini dapat menciptakan jarak antara pasangan, yang berdampak pada keintiman yang seharusnya terjalin. Ketidakmampuan untuk berbagi rasa sakit atau ketakutan dapat membuat individu merasa terisolasi, sehingga mempersulit membangun kembali kepercayaan dan kedekatan.

Pentingnya konsumsi serat dalam pola makan sehari-hari tidak bisa diremehkan. Serat memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain membantu pencernaan dan menjaga berat badan ideal. Dalam artikel tentang Manfaat Konsumsi Serat Setiap Hari , dijelaskan bahwa serat juga dapat menurunkan risiko penyakit kronis, termasuk diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan asupan serat dalam diet harian.

“Setiap kali aku mencoba untuk dekat, bayangan dari apa yang terjadi selalu menghantuiku. Rasanya seperti ada dinding antara aku dan pasangan, dan aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.” – Seorang individu yang mengalami trauma.

Pengaruh Lingkungan dan Dukungan Sosial

Lingkungan dan dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam pemulihan individu setelah trauma. Sebuah lingkungan yang mendukung dapat membantu individu merasa lebih aman dan nyaman untuk membuka diri. Sebaliknya, stigma atau penilaian negatif dari orang-orang di sekitar mereka dapat memperburuk keadaan. Dukungan dari pasangan, teman, atau terapis yang memahami dengan baik masalah ini sangat penting dalam proses pemulihan.Dampak trauma terhadap hubungan seksual adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan perhatian serta pengertian dari semua pihak yang terlibat.

Dengan komunikasi yang terbuka dan dukungan yang tepat, individu dapat mulai menemukan kembali keintiman yang hilang dan membangun kembali hubungan yang sehat.

Strategi Pemulihan

Pemulihan setelah mengalami kejadian traumatis adalah proses yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensi. Dalam konteks hubungan seksual, penting untuk merancang strategi yang tidak hanya fokus pada aspek fisik tetapi juga emosional dan psikologis. Dengan memahami dan menerapkan strategi pemulihan yang tepat, individu dapat berangsur-angsur menemukan kembali kenyamanan dan keintiman dalam hubungan mereka.

Rencana Pemulihan Melalui Terapi dan Dukungan Sosial

Membangun rencana pemulihan yang efektif memerlukan kombinasi terapi profesional dan dukungan dari orang-orang terdekat. Terapi dapat berupa konseling individu atau pasangan, yang berfokus pada penyembuhan trauma dan membangun kembali kepercayaan. Dukungan sosial dari keluarga dan teman juga sangat penting, karena dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk berbagi perasaan serta pengalaman.

Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Kecemasan

Mengurangi kecemasan saat melakukan hubungan seksual setelah mengalami trauma penting untuk meningkatkan kenyamanan. Beberapa teknik relaksasi yang dapat diterapkan meliputi:

  • Pernafasan dalam: Mengambil napas dalam dan perlahan dapat membantu menenangkan sistem saraf.
  • Meditasi: Mengalokasikan waktu untuk meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
  • Yoga: Latihan yoga tidak hanya meningkatkan fleksibilitas tetapi juga membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kesadaran tubuh.

Dengan mengintegrasikan teknik-teknik ini ke dalam rutinitas sehari-hari, individu dapat meningkatkan rasa tenang dan mengurangi rasa cemas saat berada dalam situasi intim.

Pentingnya Komunikasi dengan Pasangan

Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan adalah kunci dalam proses pemulihan. Hal ini mencakup berbagi kekhawatiran, batasan, serta harapan masing-masing. Menyampaikan perasaan dengan jelas dapat membantu pasangan memahami situasi yang dialami dan menyesuaikan pendekatan mereka. Pasangan yang mendukung dan mau mendengarkan akan membantu menciptakan rasa aman yang diperlukan untuk menjalin kembali kedekatan fisik dan emosional.

Langkah-Langkah Pemulihan yang Efektif

Untuk merumuskan strategi pemulihan, berikut adalah tabel yang menggambarkan langkah-langkah yang dapat diambil:

Langkah Pemulihan Deskripsi
1. Konseling Mencari bantuan profesional untuk memahami dan memproses trauma.
2. Dukungan Sosial Membangun jaringan dukungan dari orang-orang terdekat dan teman.
3. Teknik Relaksasi Melakukan teknik seperti pernafasan dalam dan meditasi untuk menenangkan pikiran.
4. Komunikasi Membangun komunikasi terbuka dengan pasangan tentang perasaan dan batasan.
5. Penetapan Tujuan Menetapkan tujuan kecil dalam proses pemulihan untuk membangun kepercayaan diri.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, individu yang mengalami trauma dapat secara bertahap mengembangkan kembali hubungan seksual yang sehat dan memuaskan.

Peran Terapi dalam Mengatasi Trauma

Kehidupan seksual seseorang yang mengalami trauma dapat terpengaruh secara signifikan, membuat pemulihan menjadi sebuah proses yang kompleks. Terapi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung individu melalui proses ini, membantu mereka memahami dan mengatasi dampak trauma yang dialami. Berbagai jenis terapi dapat diterapkan untuk membantu individu kembali menemukan kenyamanan dan keintiman dalam hubungan seksual mereka.

Jenis Terapi yang Membantu Pemulihan

Terdapat beberapa jenis terapi yang dapat membantu individu yang mengalami trauma, dan masing-masing memiliki pendekatan unik dalam menangani masalah yang berkaitan dengan seksualitas. Terapi yang umum digunakan meliputi:

  • Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Terapi ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang mungkin menghalangi mereka dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat.
  • Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing): Terapi ini fokus pada pengolahan memori trauma dengan teknik gerakan mata, yang dapat membantu mengurangi dampak emosional dari pengalaman traumatis.
  • Terapi Seksual: Terapi ini dirancang khusus untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan seksualitas, memberikan ruang untuk berbicara tentang ketidaknyamanan dan mengembangkan keterampilan untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Terapi Berbasis Mindfulness: Pendekatan ini mengajarkan individu untuk hidup di saat ini dan mengurangi kecemasan terkait dengan pengalaman seksual.

Peran Terapis dalam Proses Pemulihan Seksual

Terapis memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung klien melalui proses pemulihan seksual. Mereka tidak hanya menyediakan ruang yang aman untuk berbicara tentang ketidaknyamanan dan rasa sakit, tetapi juga membantu klien membangun kembali kepercayaan diri mereka. Terapis bertindak sebagai panduan, memberikan alat dan teknik untuk mengatasi ketakutan yang mungkin muncul dalam konteks hubungan seksual.

Tanda-Tanda Terapi Memberikan Dampak Positif

Pengaruh positif dari terapi sering kali terlihat melalui tanda-tanda yang muncul seiring berjalannya waktu. Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa terapi telah memberikan dampak positif antara lain:

  • Klien menunjukkan peningkatan dalam kepercayaan diri dan kenyamanan ketika berbicara tentang pengalaman seksual mereka.
  • Adanya penurunan dalam kecemasan atau ketakutan yang sebelumnya mengganggu aktivitas seksual.
  • Klien mulai mengeksplorasi hubungan intim dengan cara yang lebih positif dan penuh makna.
  • Munculnya perasaan pengendalian atas tubuh dan kehidupan seksual mereka.

Kegiatan Terapi yang Fokus pada Aspek Seksual dan Intim

Kegiatan dalam terapi yang fokus pada aspek seksual dan intim dirancang untuk memberikan klien kesempatan untuk berlatih keterampilan baru dan memperkuat hubungan mereka dengan diri sendiri dan pasangan. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan meliputi:

  • Latihan Komunikasi: Mengajarkan klien untuk secara terbuka mendiskusikan kebutuhan dan batasan seksual mereka dengan pasangan.
  • Pendidikan Seksualitas: Memberikan informasi tentang kesehatan seksual yang dapat membantu mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan diri.
  • Latihan Relaksasi dan Mindfulness: Mengajarkan teknik untuk mengurangi kecemasan sebelum dan selama aktivitas seksual.
  • Eksplorasi Sensual: Mengajak klien untuk melakukan latihan yang membantu mereka menjadi lebih nyaman dengan tubuh mereka sendiri melalui sentuhan yang tidak berfokus pada penetrasi.

Membangun Kembali Kepercayaan: Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis

Membangun kembali kepercayaan dalam hubungan setelah mengalami kejadian traumatis adalah proses yang memerlukan komitmen dan kerja sama dari kedua belah pihak. Trauma seringkali meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri individu, dan kepercayaan yang rusak bisa menjadi penghalang dalam hubungan yang sehat. Oleh karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki dan menguatkan kembali fondasi kepercayaan.Membangun kembali kepercayaan bukanlah hal yang instan, melainkan sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran dan pengertian.

Komunikasi terbuka dan jujur menjadi kunci untuk mengatasi rasa cemas dan keraguan yang mungkin muncul. Selain itu, mengembangkan keintiman emotional dan fisik juga berperan penting dalam proses ini.

Langkah-langkah untuk Membangun Kembali Kepercayaan

Dalam rangka membangun kembali kepercayaan, terdapat beberapa langkah konkret yang bisa diambil oleh pasangan. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu membangun fondasi yang lebih kuat, tetapi juga menciptakan ruang aman bagi kedua belah pihak untuk mengeksplorasi perasaan mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Komunikasi Terbuka: Diskusikan perasaan, kekhawatiran, dan harapan secara terbuka. Hal ini membantu memperjelas pandangan masing-masing dan mengurangi kesalahpahaman.
  • Kesediaan untuk Mendengarkan: Memberikan perhatian penuh dan bersedia mendengarkan tanpa menghakimi dapat menciptakan rasa aman.
  • Tindakan Konsisten: Tunjukkan komitmen melalui tindakan nyata yang mencerminkan keinginan untuk memperbaiki hubungan.
  • Membangun Rencana Bersama: Rancang tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dicapai bersama untuk meningkatkan ikatan.
  • Memberikan Ruang: Pahami bahwa setiap individu memiliki proses pemulihan yang berbeda. Memberikan waktu dan ruang untuk masing-masing individu dapat mempercepat proses penyembuhan.

Kesabaran dan Pengertian dari Kedua Belah Pihak, Hubungan Seksual Setelah Kejadian Traumatis

Membangun kembali kepercayaan memerlukan kesabaran yang tinggi. Baik pihak yang mengalami trauma maupun pasangan harus saling mendukung dan memahami bahwa perjalanan ini tidak selalu mudah. Keduanya perlu menyadari bahwa mungkin akan ada kemunduran serta momen-momen di mana rasa takut dan keraguan muncul kembali. Dalam situasi-situasi seperti ini, sangat penting untuk tetap tenang dan saling mengingatkan akan komitmen yang telah dibuat bersama.

Aktivitas yang Memperkuat Keintiman dan Kepercayaan

Untuk memperkuat keintiman dan kepercayaan, pasangan dapat merancang beberapa aktivitas bersama yang bersifat membangun, seperti:

  • Berjalan Bersama: Menghabiskan waktu di luar ruangan, seperti berjalan-jalan di taman, dapat memberikan kesempatan untuk berbicara dan saling mendekat.
  • Terapi Pasangan: Mengikuti sesi terapi bersama dapat membantu pasangan memahami satu sama lain lebih dalam dan belajar strategi bersama untuk menghadapi trauma.
  • Membuat Ritual Harian: Menghabiskan waktu bersama yang terjadwal, seperti makan malam bersama atau membaca buku, dapat membantu membangun rutinitas yang nyaman dan intim.
  • Aktivitas Kreatif: Melakukan kegiatan bersama seperti melukis, memasak, atau berkebun dapat memperkuat ikatan sambil menciptakan kenangan positif.

“Setelah melalui proses panjang, kami berhasil membangun kembali kepercayaan. Melalui komunikasi yang terbuka dan kesediaan untuk saling mendengarkan, kami menemukan kembali cinta dan keintiman yang sempat hilang.”

Seorang individu yang berhasil membangun kepercayaan kembali dalam hubungan pasca trauma.

Dukungan dari Lingkungan Sekitar

Dukungan dari lingkungan sekitar memainkan peran penting dalam proses penyembuhan individu setelah mengalami kejadian traumatis. Lingkungan yang positif dan mendukung dapat membantu individu merasa lebih aman dan berdaya, serta mempercepat pemulihan emosional dan fisik. Dalam konteks ini, keluarga dan teman dekat menjadi sumber dukungan yang sangat berharga. Mereka bukan hanya penyokong emosional, tetapi juga dapat memberikan bantuan praktis yang signifikan dalam mengatasi dampak trauma.

Sumber Dukungan yang Membantu Pemulihan

Lingkungan sosial yang sehat dan mendukung dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap proses penyembuhan. Berikut adalah beberapa sumber dukungan yang dapat membantu individu pulih dari trauma:

  • Keluarga: Anggota keluarga yang memahami situasi dapat memberikan kenyamanan dan dukungan emosional yang sangat diperlukan.
  • Teman dekat: Teman yang siap mendengarkan dan berbagi pengalaman bisa menjadi tempat yang aman untuk mengekspresikan perasaan.
  • Kelompok dukungan: Bergabung dengan kelompok yang terdiri dari individu dengan pengalaman serupa dapat memberikan rasa komunitas dan pemahaman.
  • Profesional kesehatan mental: Terapi dari psikolog atau konselor bisa memberikan strategi yang bermanfaat untuk mengatasi trauma.

Peran Keluarga dan Teman dalam Penyembuhan

Keluarga dan teman memiliki peran yang krusial dalam mendukung seseorang yang mengalami trauma. Mereka dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan aman, yang penting bagi proses penyembuhan. Berikut adalah beberapa cara mereka dapat berkontribusi:

  • Mendengarkan: Banyak individu yang trauma hanya perlu didengarkan tanpa penilaian atau saran yang tidak diinginkan.
  • Memberikan dukungan fisik: Tindakan kecil seperti pelukan atau sentuhan lembut dapat memberikan rasa aman.
  • Menciptakan ruang aman: Lingkungan yang bebas dari stres dan tekanan meningkatkan rasa aman.
  • Menjadi pengingat positif: Mereka dapat membantu individu mengingat kembali kekuatan dan kemampuan mereka.

Pentingnya Lingkungan yang Aman dan Mendukung

Lingkungan yang aman dan mendukung sangat penting bagi individu yang telah mengalami trauma. Suasana yang mendukung dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberikan rasa stabilitas. Lingkungan yang bersifat mempromosikan komunikasi terbuka dan transparan juga sangat membantu dalam menciptakan rasa kepercayaan dan saling pengertian.

Strategi Dukungan Efektif dari Orang Terdekat

Berikut adalah tabel yang menunjukkan cara-cara dukungan yang efektif dari orang terdekat dalam mendukung individu yang mengalami trauma:

Cara Dukungan Deskripsi
Mendengarkan tanpa penilaian Memberikan ruang bagi individu untuk berbagi cerita mereka tanpa merasa dihakimi.
Memberikan dukungan emosional Menggunakan kata-kata penguatan dan empati untuk menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian.
Mendampingi dalam terapi Mendukung individu untuk mencari bantuan profesional dan menemani mereka dalam proses terapi.
Menciptakan pengalaman positif Melakukan aktivitas menyenangkan bersama untuk memulihkan kebahagiaan dan rasa percaya diri.

Pemungkas

Penting untuk diingat bahwa pemulihan setelah trauma adalah perjalanan yang memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan dari orang-orang terdekat. Membangun kembali kepercayaan dalam hubungan tidak hanya melibatkan individu yang mengalami trauma, tetapi juga pasangan mereka, yang harus saling memahami dan mendukung satu sama lain. Dengan pendekatan yang tepat, komunikasi yang terbuka, dan dukungan profesional, hubungan seksual dapat pulih dan bahkan menjadi lebih kuat setelah menghadapi tantangan trauma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *