Kisah hidup I Made Joni, seorang anak yatim yang tumbuh di pasar Bali, mengisahkan perjuangan luar biasa dalam mengatasi kemiskinan lewat pendidikan. Dari seorang pedagang buah yang hidup dalam garis kemiskinan, kini ia menjadi seorang profesor yang diakui di tingkat internasional.
Joni di masa kecilnya tidak memiliki rumah dan tinggal bersama ibunya di Pasar Bebandem, Karangasem, Bali. Meski dalam keadaan serba kekurangan, ia tidak pernah patah semangat untuk belajar dan mengejar cita-citanya, membuktikan bahwa niat dan kerja keras dapat mengubah nasib.
Sekarang, Prof Joni tidak hanya menjadi dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, tetapi juga menjabat sebagai Ketua Pusat Unggulan IPTEKS Functional Nano Powder. Fokus penelitiannya mencakup berbagai bidang, termasuk fisika, nanoteknologi, dan grafena, menunjukkan dedikasinya untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Kisah Inspiratif Seorang Ilmuwan Terkenal
Perjuangan Joni bukan hanya soal pendidikan, tetapi juga inovasi yang dihasilkannya. Ia telah berhasil meraih pengakuan sebagai salah satu ilmuwan terbaik dunia versi Elsevier Stanford University, membuktikan bahwa kerja kerasnya berbuah manis.
Prof Joni dikenal karena kemampuannya dalam membuat partikel nano, termasuk ZnO yang digunakan dalam sunscreen karena kemampuannya untuk memblokir sinar UV. Karya-karyanya juga mencakup pembuatan silika nano untuk cat antibakteri dan self-cleaning, memberikan solusi nyata bagi industri.
Salah satu inovasi terbaru yang diprakarsainya adalah alat generator nano bubble (Fibutech) untuk pengolahan air. Ia juga sedang mengembangkan pupuk berbasis silika yang bertujuan memperkuat batang padi agar tidak mudah rebah saat tertiup angin, menunjukkan kepedulian terhadap sektor pertanian.
Pendidikan dan Gelar Akademis yang Mengagumkan
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana fisika di Universitas Padjadjaran pada tahun 1998, Joni melanjutkan studi magister di Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India. Gelar Doktor dalam bidang Rekayasa Material Nano berhasil diraihnya di Hiroshima University, Jepang, pada tahun 2011.
Sejak tahun 2001, Prof Joni bergabung dengan Departemen Fisika di Universitas Padjadjaran dan menunjukkan prestasi yang luar biasa di bidang akademis. Dedikasinya membuatnya dipromosikan menjadi Guru Besar pada tahun 2016, sebuah pencapaian yang sangat mengesankan.
Ketekunannya dalam dunia pendidikan tidak hanya terlihat dari pencapaian akademisnya, tetapi juga dari tekadnya untuk membagikan pengetahuan kepada generasi muda. Ia percaya bahwa pendidikan adalah alat yang mampu mengubah kehidupan seseorang, termasuk dirinya sendiri.
Kompromi antara Inovasi dan Solusi untuk Isu Nasional
Sebagai seorang ilmuwan, Prof Joni percaya bahwa penelitian yang dilakukan dapat memberikan kontribusi nyata untuk masalah nasional. Menurut koleganya, dosen metalurgi ITB, ia menghadirkan solusi konkret untuk isu ketahanan energi dan kesehatan lingkungan.
Pemikirannya yang brilian mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya teori, tetapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Joni sering memotivasi mahasiswa dan rekan-rekannya untuk lebih aktif dalam penelitian yang berorientasi pada solusi.
“Siapapun kamu bisa jadi dosen. Dengan menjadi dosen, kita dapat menebar manfaat bagi banyak orang,” ujarnya, mengingatkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang di masa depan.












