Leony V H, mantan penyanyi cilik yang terkenal dari Trio Kwek-Kwek, kembali menarik perhatian publik. Bukan karena lagu-lagunya, melainkan karena kritik tajamnya terhadap alokasi anggaran di Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Melalui media sosial, Leony menyampaikan pendapatnya mengenai sejumlah pos anggaran yang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pengeluaran untuk dana perjalanan dinas dan konsumsi rapat yang sangat fantastis.
Profil Singkat Leony V. H. Sebagai Mantan Penyanyi Cilik
Leony mulai dikenal luas setelah tampil bersama Trio Kwek-Kwek, yang menjadi ikonik di era 90-an. Suaranya yang merdu dan penampilannya yang menarik menjadikannya idola bagi anak-anak pada masa itu.
Setelah meninggalkan dunia musik, Leony berusaha meninggalkan jejak positif di masyarakat melalui pendidikan dan aktivisme. Transformasi dari seorang penyanyi cilik menjadi sosok yang peduli akan isu-isu sosial merupakan langkah yang patut diapresiasi.
Kini, ia berfokus pada isu-isu yang berhubungan dengan keadilan sosial, termasuk pengawasan penggunaan anggaran daerah. Inisiatifnya untuk berdialog dengan pemerintah menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Pendidikan Leony V. H. yang Beragam dan Menarik
Riwayat pendidikan Leony sangat menarik untuk dicermati. Ia mengawali pendidikannya di Universitas Pelita Harapan (UPH), mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Namun, meskipun memiliki potensi, ia memilih untuk meninggalkan jurusan tersebut.
Leony kemudian kembali ke UPH dengan memilih jurusan Psikologi dan berhasil menyelesaikan pendidikan S1-nya. Pendidikan di bidang psikologi memberikan perspektif baru bagi Leony dalam memahami fenomena sosial dan psikologis dalam masyarakat.
Dengan latar belakang ini, Leony tidak hanya dikenal sebagai entertainer, tetapi juga sebagai individu yang memahami kompleksitas masyarakat. Pendidikan dan pengalamannya memungkinkan Leony untuk berbicara dengan basis pengetahuan yang kuat.
Kritik Terhadap Pengeluaran Anggaran Kota Tangsel
Kritik Leony terhadap anggaran Pemerintah Kota Tangsel menjadi sorotan publik. Ia mencatat adanya anggaran perjalanan dinas yang mencapai Rp117 miliar, angka yang cukup mencengangkan. Menurutnya, pengeluaran seperti ini harus dipertanyakan, terutama dalam konteks kebutuhan masyarakat yang lebih mendasar.
Selain itu, dana konsumsi untuk rapat yang mencapai Rp60 miliar juga menjadi titik perhatian. Leony berpendapat, seharusnya anggaran ini lebih difokuskan untuk program-program yang langsung berdampak pada masyarakat, terutama di masa pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Melalui unggahan di media sosial, Leony tidak hanya mengungkapkan ketidakpuasannya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam mengawasi penggunaan anggaran. Pendekatannya ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya ingin berkomentar, tetapi juga mendorong partisipasi publik.
Harapan Leony untuk Dialog dengan Wali Kota
Dalam salah satu unggahannya, Leony menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengan Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie. Ini merupakan langkah proaktif yang menunjukkan sikap peduli Leony terhadap tata kelola keuangan daerah. Ia berharap dialog tersebut dapat membuka ruang bagi transparansi dan akuntabilitas lebih besar.
Leony juga mencatat pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran. Dengan melibatkan suara rakyat, pemerintah daerah diharapkan bisa lebih tepat sasaran dalam alokasi dana. Inisiatif Leony bisa jadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli terhadap kebijakan publik.
Dalam pandangannya, transparansi anggaran bukan hanya kewajiban pemerintah, tetapi juga hak masyarakat. Leony berusaha keras untuk mendorong perubahan positif melalui sikap kritis dan dialog terbuka.
Relevansi Aktivisme Sosial Leony di Era Modern
Aktivisme sosial Leony di era digital menjadi contoh nyata betapa sosok publik dapat mengedukasi masyarakat. Melalui media sosial, ia mengajak para pengikutnya untuk lebih memahami isu anggaran dan keterlibatan dalam pemerintahan. Hal ini mencerminkan perubahan cara masyarakat berinteraksi dengan informasi.
Dari seorang penyanyi, Leony kini berperan sebagai suara yang memperjuangkan keadilan. Kontribusinya di ranah sosial semakin penting, terutama ketika banyak masalah yang dihadapi masyarakat, seperti kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Dengan menyoroti isu-isu ini, Leony mengajak semua orang untuk lebih kritis dan aktif dalam menuntut akuntabilitas. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat untuk memastikan tata kelola yang baik.
Melalui pengalamannya sebagai penyanyi dan pendidik, Leony berhasil menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi. Keberaniannya mengemukakan pendapat di ranah publik patut dicontoh oleh generasi muda saat ini. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan akan terjadi perubahan yang lebih baik di masyarakat.












