Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, lebih dikenal sebagai Gus Yahya, menegaskan bahwa rapat harian Syuriyah tidak memiliki hak untuk memberhentikan mandataris. Pernyataan tersebut diungkapkan di tengah isu internal yang melibatkan permintaan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari.
Rapat harian Syuriyah mengeluarkan surat keputusan yang menyebutkan jika dalam batas waktu tersebut Gus Yahya tidak mengundurkan diri, maka akan ada langkah pemecatan dari posisinya. Situasi ini memicu perdebatan dan pro-kontra di internal organisasi.
Dinamika Internal PBNU dan Respon yang Diberikan oleh Gus Yahya
Gus Yahya dengan tegas memberikan pandangannya bahwa keputusan rapat harian Syuriyah tidak mengikat untuk seluruh kepengurusan luar jajaran tersebut. Menurutnya, rapat semacam itu memiliki batasan dan tidak dapat menjadi dasar untuk mengambil langkah-langkah yang merugikan pihak lain.
“Rapat harian Syuriyah tidak memiliki legal standing,” ujarnya. Dia menekankan pentingnya perlunya kembali pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk menyelesaikan masalah internal yang muncul, ketimbang menciptakan keributan yang tidak perlu.
Ia juga menyayangkan sikap sebagian pihak yang menganggap keputusan rapat harian tersebut bisa diimplementasikan. “Keputusan yang diambil tidak bisa dieksekusi dan tidak akan membawa ke arah penyelesaian yang jelas,” tambahnya.
Pentingnya Musyawarah dalam Menyelesaikan Konflik Internal
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor PBNU, para kiai menyampaikan pendapat mereka terkait situasi yang ada. Masing-masing dari mereka berbagi pandangan mengenai bagaimana seharusnya permasalahan dalam organisasi dapat dimediasi secara baik dan damai.
Banyak di antara mereka yang mendukung pemulihan hubungan dan menekankan perlunya menyelesaikan setiap persoalan dengan pendekatan musyawarah. Pendapat tersebut menunjukkan adanya kesadaran untuk menjaga harmoni dalam tubuh Nahdlatul Ulama.
“Kita tidak ingin menghadapi konflik berkepanjangan, tetapi justru berupaya mencari solusi bersama,” tegas Gus Yahya. Harapannya adalah agar nilai-nilai organisasi tetap terjaga meskipun ada perbedaan pendapat yang muncul.
Rencana Pertemuan Lanjutan untuk Memperkuat Hubungan Antar Kiai
Gus Yahya merencanakan akan mengadakan pertemuan besar antara para kiai di Pesantren Lirboyo, yang dinilai sebagai langkah positif untuk menyatukan pandangan. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi semua pihak untuk berbicara terbuka dan menemukan jalan keluar dari konflik yang terjadi.
“Kami berharap pertemuan ini dapat menjembatani berbagai pandangan dan menyatukan semangat dalam berorganisasi,” kata Gus Yahya. Ini diharapkan menjadi platform yang baik untuk mendiskusikan langkah-langkah ke depan.
Pertemuan yang direncanakan akan melibatkan lebih banyak lagi kiai sepuh dan unsur-unsur kepemimpinan lainnya dari Nahdlatul Ulama. Hal ini bertujuan untuk memperkuat jaringan komunikasi dan mendukung pencarian solusi yang saling menguntungkan.












