Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Maam Taplo di Arso Swakarsa, Keerom pada Sabtu, 22 November. Penangkapan ini menandai langkah signifikan dalam upaya menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi korban kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini.
Menurut Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, Maam Taplo termasuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait dengan kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Kiwirok pada 13 September 2021. Aksi ini menambah daftar panjang kejahatan yang diperbuat oleh KKB dalam mengeksploitasi ketidakamanan di wilayah tersebut.
Faizal menjelaskan bahwa penangkapan ini merupakan hasil penyidikan yang mendalam mengenai keberadaan pelaku yang buron. Pelaku ditangkap tanpa perlawanan, menunjukkan bahwa tim Satgas telah melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan penangkapan tersebut.
Proses Penangkapan yang Berhasil Dilakukan oleh Satgas
Proses pencarian Maam Taplo dimulai ketika tim penyidik berhasil melacak jejaknya hingga Arso Swakarsa. Penangkapan berlangsung dengan tertib, tanpa adanya perlawanan dari pelaku, yang menunjukkan bahwa tindakan tegas diperlukan dalam menanggulangi kekerasan di Papua.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Maam Taplo meninggalkan Kiwirok menuju Jayapura dengan alasan berobat ke rumah sakit di Papua Nugini. Kini, pelaku telah dibawa ke Polda Papua untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, sebuah langkah penting dalam penegakan hukum.
Sementara itu, Wakil Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga, menegaskan bahwa operasi untuk mengejar anggota KKB lainnya akan terus dilakukan. Ini adalah pernyataan komitmen terhadap keamanan masyarakat dan penegakan hukum yang tidak mengenal kompromi terhadap pelaku kekerasan.
Catatan Kriminal Maam Taplo yang Mengguncang Masyarakat
Sebelum ditangkap, Maam Taplo memiliki berbagai catatan kriminal yang mencakup tindakan kekerasan serius. Salah satu kejadian yang paling menggemparkan adalah pembunuhan tenaga kesehatan di Kiwirok, di mana korban bernama Gabriella Meilani tewas akibat luka serius. Insiden ini meninggalkan dampak psikologis yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Tidak hanya satu korban, terdapat sepuluh orang lainnya yang mengalami luka-luka parah dalam serangan tersebut. Beberapa di antaranya mengandung luka bacok dan luka tusuk di berbagai bagian tubuh, menandakan betapa brutalnya tindakan pelaku.
Selain itu, Maam Taplo juga terlibat dalam pembakaran fasilitas umum di Kiwirok, yang mencakup beberapa gedung vital seperti Bank Papua dan puskemas. Tindakan ini jelas menunjukkan bahwa kelompok ini tidak hanya memanfaatkan kekerasan, tetapi juga merusak infrastruktur masyarakat.
Aksi Kekerasan Lainnya yang Dilakukan KKB di Papua
Aksi kekerasan yang dilakukan Maam Taplo tidak hanya berhenti pada kasus di Kiwirok. Dia juga terlibat dalam serangan bersenjata di Lapangan Terbang Kiwirok, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kalangan aparat keamanan. Peristiwa ini menunjukkan urgensi penegakan hukum yang lebih tegas di wilayah tersebut.
Penembakan terhadap Pos Brimob dan personel Satgas Kodim pun menambah daftar panjang kejahatan yang dilakukan oleh KKB. Dengan meninggalnya salah satu personel, Prada Beryl Kholif A.R, bekas luka akibat tindakan kriminal ini masih terasa hingga kini.
Kehadiran anggota KKB yang beraksi bebas di daerah ini menimbulkan ketidakamanan yang semakin meningkat. Sebagai langkah responsif, pihak keamanan berkomitmen untuk terus melakukan penyisiran dan penegakan hukum demi melindungi masyarakat yang tidak bersalah.
Komitmen dan Tindakan Lanjutan Satgas Operasi Damai Cartenz
Melihat kondisi di lapangan, Satgas Operasi Damai Cartenz bertekad untuk tidak hanya berhenti pada penangkapan Maam Taplo. Pemburuan terhadap anggota KKB lainnya akan segera dilanjutkan tanpa kompromi. Ini adalah bagian dari upaya menyeluruh untuk menghadirkan keamanan di Papua.
Kepala Operasi dan tim lainnya terus memantau pergerakan jaringan KKB yang masih aktif. Penting untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan dilakukan secara proaktif untuk melindungi masyarakat dari ancaman selanjutnya.
Penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan ini harus dilakukan dengan disiplin dan ketegasan, sebab dampak kekerasan telah melukai banyak pihak. Keberhasilan dalam operasi ini adalah langkah awal menuju Papua yang lebih aman dan damai, mengingat pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.












